Sabtu, 10 Januari 2009

WAYAN GARA Amd Kep.

MANTAN KETUA PARISADA KECAMATAN BUKAL KABUPATEN BUOL SULTENG.

Inilah salah satu profil kita bulan ini namanya Wayan Gara Amd.Kep. Bapak ini lahir di Blah Batuh Gianyar 34 tahun yang lalu, sejak menjadi perawat tahun 1991 beliau sudah mengabdikan diri di Kabupaten Buol mengikuti jejak bapaknya yang pindah dari Sulawesi Utara. Banyak kemajuan bidang keagamaan dan kemasyarakatan yang sudah beliau wujudkan untuk membangun, membina dan memasyarakatkan keputusan Parisada yang ada diatasnya. Wayan Gara dikaruniai 2 orang anak dari istri Made Sutarmi Amd Keb, mereka tinggal di Desa Mooyong (ModoII) Kec. Bukal Kab. Buol. Selama masa kepengurusannya sudah berhasil membangun Pura Eka Kahyangan yang megah dan paling megah di seluruh Kabupaten Buol berkat lobi-lobi beliau dengan pemerintah daerah dan partisipasi dan dorongan yang luar biasa dari masyarakat desa Mooyong. Purnam bhawanthu namah swaha………………

Jumat, 09 Januari 2009

HARI RAYA PAGERWESI

SELAMAT HARI RAYA SARASWATI
DAN
PAGERWESI
7 Januari 2009

SEMOGA PIKIRAN BAIK DATANG DARI SELURUH PENJURU DUNIA

VISVANI DEVA SAVITAR
DURITANI PARA SUVA
YAD BADRAN TAN NA A SUVA

Savita pascatat savita purastat

savitottaratat savitadharattat

savita nah suvatu sarvatarti

savita no rasatam dirgham ayuh. (Rgveda.X.36.14)

Dewata dari arah barat, dewata dari arah timur

dewata dari arah utara, dewata dari arah selatan.

Semoga Ia melimpahkan rakmatNya,

semoga Ia mengaruniai kami panjang umur.


Di Bali Perayaan Pagerwesi cukup meriah setelah melakukan pemujaan Leluhur di Merajan masing masing rumah dilanjutkan dengan pemujaan Dewa Siwa di Pura Dalem bersama seluruh keluarga untuk memperoleh Wara Nugraha Ida Hyang Widhi Wasa ( Parama Siwa ).

Jumat, 02 Januari 2009

ORANG BALI

ORANG BALI

Istilah Bali Kuna, Bali Aga, Bali Mula, Bali Kui, Bali Asli….. apakah penjabaran istilah Bali Asli itu sendiri ?

Mari kita dengar penuturan PakPutu Setia soal tersebut;

Istilah Bali Aga muncul ketika Maharesi Markendhya sekitar 158 Masehi di Bali menyebarkan Agama Hindu (sekte Waisnawa) dan beliau lebih suka ke daerah pegunungan dan gunung-gunung dan masyarakat Bali yang tinggal di wilayah pengunungan disebut Bali Aga, karena Aga itu berarti gunung. Seluruh penduduk pulau bali waktu itu disebut juga dengan sebutan Bali Asli, sedangkan penduduk yang dibawa Maharesi Markendhya dari Jawa disebut Bali Jawa.

Bali Mula sebenarnya istilah ini tidak lengkap semestinya adalah Pasek Bali Mula. Istilah ini muncul sekitar tahun 1343 Masehi ketika Kerajaan Bali jatuh ke tangan imperium Majapahit (Hayam Wuruk dan Gajah Mada ), pada masa pemerintahan Dalem Kresna Kepakisan yang bertahta di Gelgel. Orang-orang Majapahit yang datang ke Bali menganggap sebagai warga kelas satu dan terjadi pemberontakan kecil-kecilan yang ditanggapi oleh pemerintah sebagai bagi-bagi kekuasaan. Tokoh-tokoh Bali Aga diangkat sebagai Pasek dan ikut mengatur pemerintahan, namun agar terjadi perbedaan dalam penyebutannya Pasek yang berasal dari Bali Aga disebut Pasek Bali Mula, sedangkan yang berasal dari Majapahit disebut Pasek Gelgel sesuai dengan pusat pemerintahan di Gelgel.

Sekarang ini penduduk Bali ada dua keturunan, yang satu keturunan masyarakat Bali Asli dan yang satunya keturunan dari Jawa (Majapahit), dengan demikian bahwasannya Bali Aga tidak identik dengan penduduk desa-desa kuno seperti Tenganan atau Trunyan, karena orang Bali Aga ada dimana-mana berbaur dengan keturunan Majapahit.